Merindu
Terdiam dalam sepi
Menyusuri hati bersama malam
Sunyi senyap bersatu padu
Terdampar keram pada hati yang merindu
Angin tak kenal lelah menghiburku
Menemani untuk tak larut dalam kelam
Tapi tolong katakan pada rembulan
Betapa aku merindu pada dia
Aku rindu suara indahnya
Juga ingin menatap indah wajahnya
Bersama dalam tawa
Dan menatap bintang bersamanya
Aku ingin menikmati keindahan malam
Dengannya di bawah langit sunyi
Lalu melepas semua kerinduan yang selama ini tertahan
Baca juga : Ciuman Pertama Antologi Puisi Defri Noksi Sae
Baca juga : Yang Meracuni Antologi Puisi Indrha. Gamur
Dalam Diamku
Tiada menit yang tersisa
Selain hanya untuk memikirkanmu
Kesejukan yang enggan berpaling dari benakku
Keteduhan yg berakar hingga bersarang dalam pikiranku
Kau hanya mampu kusayangi dalam diam
Dengan kata yang kutuang lewat bait sajak itu
Dan hanya mampu melihat samar-samar bayangmu
Diantara celah kecil tuk mengintip
Baru aku sadari
sejak saat itu senyumu alihkanku
Entah bagaimana aku terpesona
Untuk yang pertama kalinya
Dan berharap ada cinta untukku dalam duniamu
Sejak saat itu
Tiada waktu dilewati tanpa memikirkanmu
Seakan aku enggan beranjak dari ruang rindu
Hingga tak mau kehilangan bayanganmu
Dan aku tak mau pergi lagi
Aku ingin terus berada di sisimu
Menatap indah senyummu
Meski aku tahu itu hanya ilusi
Tapi biarkan aku menggenggam
jembatan mimpi ini
Biarkan aku terus mencintaimu
Walau hanya dalam diamku.
(Mof, 03 Desember 2020)
Baca juga : Rindu yang Sempat Riuh
Baca juga : Bangku-Bangku di Gereja
Masih Melekat
Suasana pun menjadi sunyi
Sembunyi di balik sepi
Menata satu cerita
Menjadi kenangan dalam jiwa
Mempersatukan suka dalam duka
Suram dalam keindahan
Menjadi coretan lama dalam kehidupan
Bintang pun mulai beranjak
Dari tempat peristirahatannya
Bertebaran menghiasi malam
Mengantar kenangan kelam
yang masih tersimpan rapi dalam ingatan
Kenangan yang dititipkan senja
Kepada sang penikmat rindu dalam diam
yang terus menghantui ingatan.
(Mof, 14 November 2020)

Komentar