Adinda & Luka
Adinda anak orang dalam bayang
Kau buat puja pada senyuman bujang
Kain pengikat kau tenun di pinggang
Kau cuci dan gantung di pinggiran
Pekat malam bisu benar
Suara menghilang kau jatuh dan lupa
Kaku lidahku terasa hambar
Kurapal namamu tak tergambar
Hampa
Dimana
Kau tinggalkan
Pucuk-pucuk pengharapan
Aku gila…
Mungkin lebih baik begini
Kau beranak dan berbahagia
Sedangkan aku luka
Pada cinta yang kau tinggalkan
Di saat jari manismu berinang.
Bali, 20 November 2020.
Baca juga : Doamu Mantra Pelindung Antologi Puisi Veer Lado
Baca juga : Mawarku Antologi puisi Edy Feliks Hatam
Mari Ngopi Bung Karno
Bung
Bangunlah sebentar saja
inginku ajak ngopi bersama
dan menceritakan sesuatu cinta
yang telah hilang dari kata merdeka
Bung
Bangunlah dulu semenit berjalan
kita diskusikan hatiku
yang patah dari mimpi semalam
Bung
Ayolah sebentar saja
Aku menangisi berita duka
suatu nilai menghilang norma
Akal-akal manusia jauh dari batas normal
Bung
Aku masih merenung
Tertegun
otaku pikun karena cinta ini memang bingung.
Badung – Bali, 07 oktober 2020.
Baca juga : Kabar Pagi Antologi puisi Defri Sae
Baca juga : Kita dan Kuasanya-Nya Antologi Puisi Verr Lado
Memeluk kaca
Untuk yang tadi
Hampir selesai setelah pagi
Bibir membentuk muka melumat suka
Menarik yang bukan
mulai buta
Untuk yang tadi
Sudah terjadi
Kau berbagi kopi
Satu cangkir sekali teguk kau racuni
Untuk yang tadi
Bagaimana terjadi
Harap cemas yang mulai lemas
Kau ringan lepas
Kau terkapar terbang bagai kapas
Untuk yang tadi
Jangan lagi
Aku sudah mau mati.
Badung-Bali, 03 November 2020.
Lelaki senja adalah nama pena dari CHESCHO CHASTILO. saat ini menetap di Bali
Komentar