Kuselami kasihmu yang tiada berbatas,
Bak lautan kepada samudra
Berjingkrak-jingrak aku pada hamparan
laut cintamu yang tulus, lembut,
selembut debur ombak kepada pantai
Bintang, kerang, dan lokan-lokan kau siapkan
Juga mutiara kau sediakan untuk hidupkan
tubuhku yang terapung pada lautmu
Kasihmu bagai lingkaran, tiada berujung merangkul anak-anakmu
Senyummu memancar wewangi seikat melati,
merekah, menjelma semi tak berkesudahan
(Surabaya, Januari 2021)
Baca juga : Gerimis di Luar Semakin Liar Antologi Puisi Onsi GN
Baca juga : Selamat Bertambah Usia ” N” Antologi Puisi Maxi L Sawung
Sajak Kecil
Tinta terakhirku bergelimang rasa
Berharap sapaku lekas menjelma awal cerita
Pada embun yang memeluk daun-daun, hatiku
menjelma sajak-sajak kecil yang terbang mengitari pagimu
Menenun kata demi kata,
merayu ayumu bersama hembus bayu,
sebelum raib di cahaya matahari
Sementara syair-syairku membeku di ujung jemari
Sebelum sampai membias kisah betapa anggun paras itu
Lantaran indah tubuhmu menggulma pada lubuk-lubuk ingat
Aku sempat cemburu pada fajar yang selalu kau damba
Bisa apa aku?
Selain mengais keping-keping senyummu
yang tercecer di sepanjang jalan itu
Terlunta-lunta menanti riak matamu berkenan menatapku
Berandai-andai memilikimu,
sebelum raib di cahaya matahari
(Surabaya, Januari 2021)
Baca juga : Kamu, Hujan, Kopi Dan Sepiring Jagung Rebus
Baca juga : Rindu yang Sempat Riuh
Detik-detik yang Patah
Di tengah risau musim yang hendak bersilih,
Kubiarkan tubuhku basah dalam basuh
air mata dan hujan
Kuyup di tengah guyuban dunia yang merana
Raga yang ragu akan keberadaan-Nya,
ingin meronta di sisa-sisa musim ini,
ingin mengerang,
lantaran badai tak hentinya menyerang,
malah makin menggarang
Detik-detik patah,
pecah bersama raung para kerabat
Hilang sudah gurau dan canda
Berganti gemerisik angin mengecup dedaunan kering
Hingga menanti detik-detik itu
kembali mengintai jiwa-jiwa yang kian meresah
(Surabaya, Januari 2021)
Baca juga : Perempuan Patah Hati Dengan Kenangan Yang Masih Enggan Antologi Puisi Ningsih Ye
Baca juga : Bangku-Bangku di Gereja

Penulis adalah mahasiswa Sastra Inggris pada Universitas Wijaya Putra Surabaya, yang juga merupakan Redaktur Pelaksana di banera.id.
Komentar